Kearifan lokal Cina Benteng merujuk pada kumpulan pengetahuan, tradisi, nilai-nilai, dan praktik-praktik yang unik bagi masyarakat Tionghoa Peranakan di daerah Benteng, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Benteng merupakan kawasan pemukiman yang dihuni oleh keturunan Tionghoa yang telah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan lokal.
Kearifan lokal Cina Benteng melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya, agama, seni, bahasa, dan gaya hidup. Beberapa ciri khasnya meliputi:
1. Bahasa dan Dialek: Masyarakat Cina Benteng memiliki dialek atau bahasa campuran yang disebut sebagai "Bahasa Benteng" atau "Baba Malay." Ini adalah campuran bahasa Tionghoa dengan unsur-unsur bahasa Melayu. Bahasa ini unik dan menjadi identitas budaya mereka.
2. Kuliner: Masakan Cina Benteng menggabungkan elemen masakan Tionghoa dengan rempah-rempah dan bahan lokal. Contohnya adalah "laksa" yang merupakan hidangan campuran mie dan kuah berbumbu khas Cina Benteng.
3. Adat Istiadat: Kearifan lokal ini juga tercermin dalam perayaan-perayaan adat dan ritual keagamaan. Ritual Tionghoa dan Melayu sering kali dicampurkan dalam upacara pernikahan, kematian, dan perayaan lainnya.
4. Seni dan Kerajinan: Seni dan kerajinan seperti sulaman, tenunan, dan ukiran merupakan bagian dari kearifan lokal Cina Benteng. Benda-benda tersebut sering kali memiliki desain yang mencerminkan perpaduan budaya.
5. Agama dan Kepercayaan: Masyarakat Cina Benteng umumnya menganut Buddhisme, Taoisme, atau Konfusianisme. Namun, unsur-unsur kepercayaan lokal juga dapat terlihat dalam praktik-praktik keagamaan mereka.
6. Arsitektur: Rumah-rumah tradisional Cina Benteng memiliki arsitektur yang unik dengan pengaruh Cina dan Melayu. Bangunan ini seringkali memiliki tampilan depan yang kaya akan hiasan dan ukiran.
7. Pakaian Adat: Pakaian adat Tionghoa Peranakan juga mencerminkan campuran budaya. Mereka mengenakan pakaian yang menggabungkan elemen Tionghoa dengan sentuhan Melayu.
Kearifan lokal Cina Benteng merupakan contoh bagaimana masyarakat Tionghoa yang berpindah ke daerah lain dapat beradaptasi dengan budaya lokal sambil mempertahankan sebagian besar identitas budaya mereka. Hal ini menciptakan warisan budaya yang kaya dan unik yang terus diperkaya oleh generasi-generasi selanjutnya.